Kamis, 05 Mei 2011

Tentang Navy Seals

BAGI penggemar film-film aksi Hollywood, nama Navy SEALs (singkatan dari sea, air,
and land/laut, udara, darat) sudah tak asing lagi.
Ketangguhan dan kehebatan pasukan khusus Angkatan Laut AS ini sudah beberapa kali ditampilkan
dalam film, misalnya Navy SEALs (1990) yang dibintangi Charlie Sheen, The Rock (1996) yang
menampilkan Sean Connery dan Nicolas Cage, serta G.I. Jane (1997) dengan bintang Demi Moore.


Pasukan khusus ini mulai dikenal luas sejak keterlibatan mereka dalam Perang Vietnam,
perang besar pertama yang mendapat liputan masif televisi.
Dalam perang itu, prajurit-prajurit SEALs dikabarkan mampu bertarung satu lawan satu dengan
tentara Vietcong dan terlibat dalam operasi-operasi rahasia bersama CIA.

Namun, bagi para mantan anggota Navy SEALs, citra yang ditampilkan Hollywood dan dunia budaya
pop itu jauh dari kenyataan.
”Orang-orang yang ingin jadi Rambo biasanya justru tidak lulus pelatihan SEALs.
Jika Anda tidak bisa menjadi anggota tim yang baik, sekaligus bisa berfungsi secara mandiri,
biasanya tak akan tahan lama dalam latihan SEALs,” tutur Brandon Tyler Webb, mantan penembak
jitu SEALs.

Di dalam Navy SEALs, terdapat kesatuan yang lebih elite bernama Naval Special Warfare
Development Group (sering disingkat DevGru) atau lebih populer dengan sebutan SEALs Team Six
(ST6).


Kesatuan elite

DevGru atau ST6 merupakan satu dari dua pasukan elite AS yang berisi prajurit-prajurit pilihan
dan berkemampuan khusus untuk menjalankan operasi-operasi militer rahasia.
Tandingan DevGru adalah pasukan elite 1st Special Forces Operational Detachment-Delta atau
disingkat Delta Force dari Angkatan Darat AS.

Media-media utama di AS menyebut penyerbuan rumah Osama bin Laden yang menewaskan pemimpin
Al Qaeda itu di Abbottabad, Pakistan, Senin lalu, dilaksanakan oleh tim ST6 ini.
Meski demikian, konfirmasi langsung dari para prajurit yang terlibat dalam operasi tersebut
mungkin tak akan pernah terjadi karena kerahasiaan menjadi hal yang paling dijunjung tinggi
dalam kesatuan elite itu.

”Menjadi profesional yang diam. Tak ada tempat buat para pembual dan orang banyak omong di
SEALs,” tutur Chris Heben, mantan anggota SEALs selama 10 tahun.
Bahkan, para mantan anggota SEALs yang diwawancara CNN menjadi sangat berhati-hati saat
membicarakan DevGru atau ST6.
Mereka hanya mengatakan, seorang prajurit dipilih oleh atasannya untuk masuk ke dalam
unit khusus karena memiliki spesialisasi kemampuan tertentu.
Akan tetapi, mereka juga harus mampu mengerjakan tugas anggota tim yang lain apabila anggota
tim yang bersangkutan terluka atau tewas dalam pertempuran.
”Mereka harus menjadi lebih dari sekadar prajurit terampil,” kata Webb.

Mantan anggota SEALs lainnya, Don Shipley dari Virginia, menambahkan, seluruh kualitas terbaik
harus dimiliki anggota ST6. ”Mereka orang-orang terbaik yang dimiliki Amerika.
Mereka memiliki penglihatan yang berbeda dengan orang biasa, inteligensi di atas rata-rata,
serta secara genetis memiliki kualitas untuk menahan berbagai macam cobaan dan hukuman.
Mereka ditempa dengan sangat keras,” tutur Shipley.
Seperti namanya, mereka harus mampu menjalankan segala jenis misi di laut, darat, dan udara,
mulai dari misi tempur, antiteror, dan pembebasan sandera.
Meski demikian, sesuai latar belakang mereka sebagai bagian dari Angkatan Laut,
spesialisasi mereka adalah misi-misi di wilayah perairan.


Latihan berat

Sebelum diterima menjadi anggota SEALs, seorang calon prajurit harus menjalani latihan yang
sangat berat. Gambaran beratnya latihan ini bisa ditonton dalam film G.I. Jane meski
sekali lagi, pasti masih jauh dari kenyataan sesungguhnya.
Menurut Stew Smith, mantan anggota SEALs dari Maryland, latihan dasar dan paling berat adalah
latihan basic underwater demolition (Buds), yang dilakukan pada masa enam bulan pertama
latihan.

Salah satu bagian dari latihan ini menuntut aktivitas seorang calon prajurit selama 120 jam
nonstop tanpa tidur, yang meliputi berenang, lari maraton, latihan halang rintang, menyelam,
hingga melakukan navigasi.
Selama lima hari, yang dijuluki Minggu Neraka, setiap peserta dibiarkan selalu dalam keadaan
dingin, basah, lapar, dan tidak tidur.

Begitu beratnya latihan ini, hanya segelintir peserta yang bisa lulus. Rata-rata 85-90 persen
peserta latihan tidak akan lulus.
Menurut Smith, latihan Buds yang sedang berlangsung saat ini tinggal diikuti 190 orang
dari 245 peserta awal. Padahal, latihan baru berjalan tiga minggu.

Setelah lulus Buds, seseorang resmi diterima sebagai anggota Navy SEALs dan ditugaskan dalam
satu tim. Namun, masih butuh latihan lain selama 12 bulan dengan anggota tim tersebut sebelum
mendapat penugasan.

Sejarah SEALs berawal dari beberapa kesatuan khusus dalam Perang Dunia II,
seperti Naval Combat Demolition Unit, yang terlibat dalam invasi menyerang pasukan Nazi di
Afrika Utara pada 1942.
Saat merencanakan invasi terhadap Jepang, militer AS juga menyadari perlunya satuan khusus
beranggotakan prajurit istimewa ini. (BBC.CO.UK/CNN.COM/DHF)

Tidak ada komentar: